Radi The Eksplorer

Tana Toraja - Lemo

Radi The Explorer

Enrekang - Pemakamanan di Tebing Tontonan

Radi The Explorer

Pinrang - Pemandian Air Panas Lemo Susu

Radi The Explorer

Makassar - Fort Rotterdam

Radi The Explorer

Makassar - Pulau Kodingareng Keke

Sabtu, 12 September 2015

SULAWESI BARAT - MAMUJU

PANTAI LOMBANG-LOMBANG


Wah, capek juga guys berkeliling Provinsi Sulawesi Barat... Tapi seru sih, melihat berbagai macam budaya di daerah ini... Mulai dari makanan, sampai pesta adat yang unik di provinsi ini... Makanya, ayo berpetualang guys!!! Hidup cuma sekali loh, tidak untuk diulang... Masih banyak tempat-tempat wisata di Indonesia yang belum kamu kunjungi... Seperti pantai yang satu ini nih, Pantai Lombang-lombang... Baru dengar kan? Kalau baru dengar, yuk kita menuju lokasinya langsung...!!!
Mamuju mempunyai garis pantai yang membentang kurang lebih 415 km. Garis pantai ini terletak di pesisir barat Sulawesi. Salah satu pantai yang termasuk di dalam pesisir barat tersebut yaitu Pantai Lombang-lombang. Pantai ini merupakan tujuan wisata paling favorit masyarakat Kota Mamuju. Pantai Lombang-lombang berjarak kurang lebih sekitar 30 km dari sebelah utara Mamuju. Pengelolaan pantai dilakukan secara bersama oleh pemerintah setempat dengan warga sekitar, dengan begitu pantai ini menjadi bersih dan terbebas dari sampah.
Pantai yang terkesan masih alami ini sangat cocok bagi kamu yang ingin santai dan menghilangkan penat. Suasana alami yang terasa di Pantai Lombang-lombang mungkin tidak akan kamu temukan di pantai Sulawesi lainnya. Pantai dengan pasir hitamnya yang halus, yang membentang kurang lebih 5 km ini memberikan ruang gerak bagi para wisatawan yang berkunjung dan beraktivitas di Pantai Lombang-lombang. Obyek wisata Pantai Lombang-Lombang terletak di Kelurahan Sinyonyoi, Dusun Lombang-lombang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

SULAWESI BARAT - MAMUJU

PANTAI MANAKARRA


Nah guys... Kita sudah berkeliling di 2 kabupaten Provinsi Sulawesi Barat ini... Sekarang, kita explore ibukota dari provinsi ini yuk!!! Yap, kota Mamuju tentunya... Ternyata kota ini juga sudah mulai berkembang guys, dan juga memiliki tempat wisata yang juga sedang berkembang... Diantaranya adalah Pantai Manakarra yang terkenal... So, yuk kita kenalan dulu dengan pantai yang satu ini... Let's check it out!!!
Kawasan Pantai Manakarra merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Kota Mamuju, Ibukota Sulawesi Barat. Pantai ini adalah bagian dari Teluk Mamuju. Teluk ini juga sebagai sentra perhubungan di Kota Mamuju yaitu sebagai pelabuhan Batu. Bagi masyarakat di sekitar pantai, Pantai Manakarra merupakan tempat berkumpulnya anak muda, pria dan wanita. Tetapi sebenarnya, tidak hanya para anak muda saja yang berkunjung ke pantai ini, tetapi banyak juga para orang tua yang datang ke sini hanya sekedar duduk menikmati keindahan pantai. Pantai ini ramai pada jam 4 sore sampai 12 malam waktu Indonesia setempat.
Jika Kota Makassar memiliki Pantai Losari, Pantai Manakarra adalah Losarinya Mamuju. Hal ini tidak terlalu berlebihan, karena pantai ini benar-benar memiliki panorama keindahan yang memikat siapa saja yang datang berkunjung. Ditambah latar belakang Pulau Karampuang, menjadikan pemandangan pantai ini menjadi eksotis. Pada malam hari, pantai ini akan dipenuhi oleh cahaya lampu berwarna merah dari kapal feri yang akan berlabuh ataupun bertolak dari Pelabuhan Mamuju. Tapi, saat saya ke sana, pantai ini sedang dalam renovasi guys... Tapi gak apa-apa, semoga saja hasil renovasinya menjadikan pantai ini lebih indah lagi... Semoga!!!

SULAWESI BARAT - MAJENE

OBYEK WISATA PANTAI DATO


Hallo guys!!! Setelah menulis pengalaman mengunjungi Kabupaten Polman, sekarang kita beralih menuju Kabupaten Majene... Nah, kabupaten ini juga punya banyak daya tarik loh, salah satunya pantai pasir putih yang dinamakan dengan Pantai Dato... Mau tau lebih banyak tentang pantai ini? Yuk kita explore guys!!!
Pantai Dato adalah salah satu obyek wisata alam yang sangat menarik di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Pantai Dato di Majene terbagi menjadi dua bagian, yaitu pantai yang berpasir putih dan pantai beralaskan karang.
Karang yang menjorok kelaut atau karang yang berlubang karena hantaran ombak menambah keunikan dan keindahan Pantai Dato. Meniti pinggiran tebing menuju puncak karang merupakan suatu tantangan tersendiri dari puncak karang kira-kira ketinggian 20 meter, melongok kebawah sampai menembus permukaan air laut yang sangat jernih untuk melihat ikan yang bermain diantara terumbu karang. Pada senja hari tampak matahari kembali ke peraduannya di balik bukit nun jauh. Sangat indah!!! Tapi sayang, lokasi ini nampaknya belum menjadi perhatian dari pemerintah setempat.
Untuk menuju ke lokasi ini, kita dapat menggunakan kendaraan darat pribadi atau carteran, kira-kira 15 menit dari kota Majene. Jalannya cukup mulus, menyisir hutan kecil dan kebun para penduduk. Sampai di tempat parkiran menuju pantai, kita harus menuruni tebing setinggi 30 meter melalui anak tangga batu.

Sabtu, 29 Agustus 2015

SULAWESI BARAT - POLMAN

KARNAVAL 17 AGUSTUS


Guys, kalau lihat perayaaan karnaval di Kabupaten Polman, kamu mungkin akan berdecak kagum atas kreativitas masyarakatnya... So creative guys!!! Yuk, intip kegiatan mereka berikut ini...
Ketika berkendara menuju ke Kabupaten Majene, saya menemukan kemacetan di jalan poros dekat perbatasan Kabupaten Polman dan Kabupaten Majene... Usut punya usut, ternyata lagi ada karnaval perayaan 17 Agustus nih guys... Dan, wahhh!!! Saya sangat apresiasi atas kreativitas mereka... Di jalan, para siswa-siswi memamerkan kendaraan mereka berupa imitasi pesawat, mobil,dan kendaraan lainnya... Adapula yang berperan sebagai dokter, guru, tentara, beserta jenis profesi lainnya...
Nah, adapula yang mempromosikan baju yang terbuat dari koran, membahas global warming, dan masih banyak lagi...
Wahhh, seru ya? Lain kali pengen liat karnaval lagi deh... Tapi mungkin di tempat lain... Semoga masih banyak yang kreatif seperti ini juga...

SULAWESI BARAT - POLMAN

PANTAI PALIPPIS


Alhamdulillah, jumpa lagi guys... Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Sulawesi Barat tanpa bersama siapapun (again)...
Seperti biasa, saya menggunakan kendaraan yang biasanya saya gunakan untuk berpetualang... Yah, dengan motor kesayangan si Biru... hihihi
Ini adalah pengalaman yang pertama berkunjung ke Sulawesi Barat... Waktu itu adalah hari Ahad tanggal 16 Agustus 2015... Saya memulai perjalanan dari Kota Makassar dan berniat hendak menuju Kota Mamuju sendiri... Tepat pukul 6 pagi, saya pun memulai perjalanan panjang ini... Mulai dari Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Pare Pare, Pinrang, dan akhirnya sampai di Kabupaten Polman...
Jarak dari Makassar ke Kabupaten Polman sendiri hampir sekitar 200 km... Berat juga ya, tapi tetap saja rasa penasaran lebih besar dibanding rasa lelah itu sendiri...
Tempat pertama yang saya kunjungi di Kabupaten Polman ini adalah Pantai Palippis... Nah, bagaimana keseruannya? Yuk explore bareng...
Pantai Palippis terletak di sebelah jalan umum yang merupakan jalan penghubung ke beberapa kota di Sulawesi Barat. Berada kurang lebih 30 km dari Polewali. Pantai Palippis memiliki panorama keindahan alam yang wajib dikunjungi.
Pantai ini menawarkan panorama keindahan pantai dengan laut lepas sebagai view-nya. Pantai Sulawesi Barat ini terletak di sisi sebelah barat Pulau Sulawesi. Berhadapan langsung dengan laut sebagai pemisah antara Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, dan Sulawesi. Pantai Sulawesi Barat ini membentang kurang lebih 3 km di sebelah barat Sulawesi Indonesia. Kegiatan yang bisa dilakukan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Palippis yaitu bermain air, bermain pasir, sepak bola atau voli pantai, dan atau hanya sekedar duduk sambil bersenda gurau dengan teman-teman sambil menunggu matahari tenggelam.
Guys, waktu saya ke tempat ini, masyarakat sekitar ramai berdatangan ke tempat ini... Ternyata, mereka sedang mengadakan lomba layangan di pinggir pantai... Katanya, hal ini rutin dilakukan oleh mereka hampir setiap hari.
Daannn, jangan heran ya kalau kamu liat banyak anjing yang berkeliaran di tempat ini... Ketika itu, saya menemukan ada sekitar 5 anjing yang berkerumun di sekitar... Tapi gak usah takut guys, tipsnya jangan pernah melihat atau menatap langsung anjing-anjing itu... Cuekin aja, biarkan mereka menggonggong sendiri... hihihihi
Pantai Palippis berada di Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Tempatnya agak sedikit tersembunyi, jadi silakan bertanya kepada warga sekitar untuk rute menuju pantai tersebut... Ingat!!! Malu bertanya, sesat dijalan... Oke?!!

Sabtu, 27 Juni 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU TIMUR

PANTAI BATU MENGGORO


Wahh, tidak terasa ini adalah destinasi terakhir yang saya tulis untuk tempat wisata di Sulawesi Selatan... Berikutnya saya akan mencoba untuk berkeliling Pulau Sulawesi guys... Awalnya, saya juga tidak menyangka bisa berkeliling 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan...
Baiklah, tanpa berlama-lama saya akan share pengalaman ketika mengunjungi Pantai Batu Menggoro ini... Yuks disimak guys!!!
Semula saya mengira bahwa pantai ini akan nampak seperti tebing-tebing yang dikelilingi bebatuan dan berhadapan langsung dengan laut... hahaha lucu juga sih... Yang terpenting adalah pantai ini salah satu aset pariwisata Luwu Timur yang tidak kalah dengan objek wisata lainnya yang ada di Indonesia
Kini, warga Luwu Timur tidak perlu bersusah payah pergi ke Kuta jika ingin menikmati suasana indahnya pantai, jernihnya air laut, dan deburan ombak. Karena, itu semua bisa dinikmati di obyek Wisata Pantai Batu Menggoro. Pada obyek wisata yang dipenuhi wisatawan lokal ini, kita dapat menikmati suasana deburan ombak yang ramah dengan menggunakan pelampung. Letak pantai ini lumayan jauh dari Malili yakni di Desa Harapan, dapat kita jumpai Pantai Batu Menggoro dan Pantai Watu Hara. Lokasi desa ini terletak hampir di perbatasan Sulawesi Selatan - Sulawesi Tenggara... Kawasan ini juga selalu di padati oleh pengunjung di hari – hari libur.
Suasana yang masih asri menjadi andalan bagi wisata keluarga untuk menghampar lesehan menghimpun keceriaan keluarga dari kepenatan rutinitas mereka.

Sabtu, 20 Juni 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU TIMUR

DANAU MATANO


Salam guys... Selanjutnya, saya akan menceritakan pengalaman ketika melakukan perjalanan menuju Sorowako... Wahhh, ternyata jarak dari Kota Malili ke Sorowako masih sangat jauh guys... hmmm
Tapi tak apa, semangat untuk traveling masih menyala-nyala nih, walaupun harus melewati 60 km lagi... Dan, sesampai di sana saya berencana akan menginap di rumah dinas senior, yakni kak Ibon yang kebetulan kerja di RS Vale... Wooww, keren nih senior... Thank you kak atas tumpangannya...
Guys, Indonesia pun punya danau yang patut dibanggakan. Salah satunya adalah Danau Matano di Provinsi Sulawesi Selatan. Keistimewaan Danau Matano adalah karena dengan kedalaman 590 meter, maka ia tercatat sebagai danau terdalam di Indonesia dan terdalam ke-10 di seluruh dunia.
Keunikan lain adalah permukaan danau ini jika diukur dari muka air laut, hanya 382 meter. Ini berarti bagian terdalam Danau Matano, lebih dalam dari permukaan air laut atau istilahnya cryptodepression. Asal kamu tahu saja, ya, danau semacam ini juga ada di Danau Laut Mati di Lembah Jordan, Mesir dan Death Balley, Amerika Serikat. Danau Matano adalah salah satu danau utama dari sistem Danau Malili.
Danau Matano adalah rumah bagi banyak spesies endemik ikan dan hewan lainnya. Misalnya udang Caridina , kepiting Parathephusid , dan siput Tylomelania . Ikan-ikan endemik di Danau Matano telah dibandingkan dengan kawanan ikan di Danau Lembah Rift di Afrika. Mereka diperkirakan berasal dari spesies nenek moyang yang sama.
Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Danau ini pun dikelilingi oleh Pegunungan Verbec yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Nah guys, menarik kan? Lokasi ini tepatnya berada di Pantai Ide... So, mari berpetualang di danau yang unik ini!!!

Sabtu, 13 Juni 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU TIMUR

AIR TERJUN MATABUNTU


Assalamu 'alaikum guys... Wah, tidak terasa... Kali ini saya akan bercerita mengenai kabupaten terakhir yang saya kunjungi, yakni Malili, Luwu Timur...
Lega rasanya hampir menyelesaikan trip di 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan... Ternyata, provinsi ini juga kaya lho dengan tempat wisata... Cuma mungkin masih jarang yang mengeksplorasi Sulawesi Selatan... Jadi, sebagai putra daerah, harus dong explore tempat wisata kita yang terkenal... Selanjutnya, yuk ikuti perjalanan saya mengelilingi 3 destinasi wisata di kabupaten ini...
Awalnya, saya merasa ragu bisa berkunjung ke tempat ini, tapi alhamdulillah akhirnya kesampaian juga... Tempat-tempat wisata yang saya kunjungi seperti Air Terjun Matabuntu, Pantai Menggoro, dan Danau Matano... Simak perjalananku berikut ini di Air Terjun Matabuntu...
Air Terjun Matabuntu atau yang juga dikenal dengan nama Air Terjun Meruruno memiliki undak-undakan terjunan air sekitar 33 susun yang terbentuk secara alami. Meski jumlah tingkatan sebenarnya mencapai puluhan, hanya ada sekitar 6 undakan yang paling tinggi. Air terjun ini tersembunyi di antara lebatnya pepohonan yang menyelimuti kawasan ini. Airnya mengalir ke Sungai Tumbura diantara bebatuan kapur di lereng Gunung Lembeonga.
Air terjun ini terletak di Desa Matabuntu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan.
Keunikan di obyek wisata ini adalah di undakan paling atas dapat ditemui sebuah batu berbentuk alat kelamin pria yang konon dipercaya dapat membantu bagi pasangan yang belum dikarunia anak, adapula yang meyakini sebagai tempat mengikat janji bagi pasangan muda mudi. Sayangnya lokasi ini belum dikelola secara maksimal.
Berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Wasuponda atau sekitar 30 menit perjalanan dengan berkendaraan. Jika dari kota Soroako berjarak 30 km. Dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat menyusuri perkebunan dan persawahan dengan kondisi jalan sebagian sudah beraspal. Selebihnya jalan tanah yang kurang keras dan bergelombang sehingga dikala hujan pasti licin. Selain itu, jalanan ini agak sempit dan harus berhenti jika 2 buah mobil berpapasan. Juga penunjuk jalan menuju ke lokasi belum tersedia sehingga cukup merepotkan. Selanjutnya dari perhentian kendaraan terakhir, diteruskan mengikuti jalan setapak menembus hutan dan agak mendaki. Harga parkir kendaraan sekitar 3000 rupiah... Murah kok, gak ada biaya masuknya lagi... ^o^

Minggu, 07 Juni 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU UTARA

SUNGAI SEPAKAT


Ini nih, salah satu desa yang menurut saya memiliki medan paling berat... Bagaimana tidak? Jalan yang dilalui penuh cobaan lika-liku kehidupan... Pokoke, luar biasa deh perjuangan saya menuju desa ini... Yuk, disimak perjalanan saya di Bumi Batara Guru ini...
Sebenarnya niat awalnya pengen menuju ke air terjun Sepakat, tapi sayangnya kondisi jalan yang dilalui tidak memungkinkan saya untuk meneruskan perjalanan... Rusak parah eeuuyyy...
Kebayang gak orang-orang lokal yang tinggal di pedesaan itu? Mereka setiap hari dengan setengah mati harus melalui jalan yang rusak seperti itu... Wahhh, bener-bener Indonesia tanahku negeriku merdeka, pembangunan jalan belum dimaksimalkan dengan baik... hmmmmm
Untungnya, dalam perjalanan menuju ke Desa Sepakat, saya sempat melihat pemandangan sekitar yang begitu indah... Gunung-gunung, sungai, padang rumput, semua terkombinasi menjadi sebuah fatamorgana alam yang menakjubkan... Selain itu, penduduk lokal pun ramah-ramah terhadap pendatang... Awalnya sih, lumayan merasa asing sendiri, tapi lama-kelamaan saat berbaur dengan warga lokal, ada rasa saling menghormati dan melindungi satu sama lain... Waaahhh, ini adalah suasana yang saya harapkan tiap berkunjung ke daerah orang lain... hehehe
Setiap melakukan perjalanan gila seperti ini seorang diri, sebenarnya saya juga merasa was was tiap berada di tempat-tempat sepi... Tapi alhamdulillah, tidak pernah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti begal dan semacamnya... Malahan, warga lokal ramah-ramah terhadap pendatang... hehehe
Terimakasih kepada seluruh warga Sulawesi Selatan yang sudah menunjukkan jalan selama dalam perjalanan... Dan yang tidak kalah penting, adalah ucapan syukur kepada Yang Maha Esa atas perlindungan-Nya selama perjalananku... Alhamdulillah...

Senin, 01 Juni 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU UTARA

SALU RONGKONG


Ketika pertama kali mendengar salu rongkong, saya belum mengerti tempat seperti apa itu? Ternyata, penjelasannya bisa ditemukan berikut ini...
Ternyata, Salu Rongkong merupakan sebuah sungai... Pengunjung yang mempunyai minat khusus untuk adu nyali olahraga rafting, kamu bisa berkunjung ke Salu Rongkong yang terletak di Kecamatan Sabbang, Desa Tulak Tallu. Sungai Rongkong memiliki kemiringan atau gradient medan yang cukup extrim, kondisi inilah yang kemudian membuat patahan sungai dan menciptakan jeram.
Wah seru guys, pokoknya olahraga air yang menantang dapat dilakukan di tempat ini... Tapi, hati-hati saja sama yang namanya buaya... :D

Sabtu, 30 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU UTARA

PERMANDIAN ALAM TAMBOKE


Hi guys... Sekarang saya akan menuliskan pengalaman saya ketika berkunjung ke Masamba, Luwu Utara... Skali lagi, kebanyakan tempat wisata di Luwu Utara ini merupakan tempat permandian... Salah satunya, di Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju...
Di kabupaten Luwu Utara terdapat beberapa sungai utama yang berfungsi sebagai catchment area. Selain itu, salah satu kelebihan dari sistem sungai-sungai di kabupaten ini adalah keadaan airnya yang masih jernih dan alami sehingga berpotensi tinggi dijadikan sebagai tempat rekreasi.
Pemandian Alam Tamboke adalah salah satunya. Pemandian alam ini berlokasi di sebuah desa yang bernama Tamboke, nama pemandian alam ini memang diambil dari nama desa lokasi dimana pemandian alam ini berada.
Pemandian Alam Tamboke dikenal dengan sungai dan pemandian di sekitar bendungan. Tetapi biasanya masyarakat lebih memilih untuk ke hulu sungai melakukan rekreasi dan juga mengolah bahan makanan di tepi sungai. Pengunjung yang banyak melakukan aktivitas mengolah makanan di tepi sungai ini adalah daya tarik tersendiri bagi Pemandian Alam Tamboke. Jadi pengunjung dapat menikmati kesegaran mandi di alam, setelah itu memanjakan perut sekaligus.
Nah, buat kamu nih, masyarakat Masamba khususnya, ini adalah salah satu tempat permandian yang recommended loh... Lumayan, airnya dingin brayyyy...

Senin, 25 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU UTARA

PERMANDIAN ALAM MELI


Berkeliling di Masamba, tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi tempat permandian... Maklumlah, ternyata rata-rata destinasi di Luwu Utara ini kebanyakan tempat permandian guys... Mungkin karena orang Masamba suka mandi kali ya... hehehe
Objek wisata alam sungai meli, adalah salah satu bukti nyata betapa banyaknya potensi sumber daya alam. Ditunjang dengan prasarana akses jalan aspal, kolam renang serta tempat peristrahatan atau villa, yang dibagun oleh pemerintah Kabupaten Luwu Utara, tentunya memudahkan dan memanjakan pengunjung untuk menjadikan permandian alam sungai meli sebagai pilihan tempat berakhir pekan yang nyaman.
Mata kita serasa dimanjakan dengan indahnya panorama alam, saat pengunjung menelusuri akses jalan dari pertigaan jalur poros trans Sulawesi di Desa Radda, hingga tiba di lokasi villa dan kolam renang sungai. Jarak tempuh ke lokasi ini sekitar 10 km dari Masamba, ibu kota Kabupaten Luwu Utara, atau berjarak sekitar 430 km arah utara Kota Makassar.
Jika kamu ingin berakhir pekan bersama keluarga, objek wisata permandian alam Sungai Meli, adalah pilihan tepat untuk melepas kepenatan, sambil bercengkerama dengan indahnya panorama alam...

SULAWESI SELATAN - LUWU UTARA

KOMPLEKS MAKAM DATOK PATTIMANG DAN PETTA PAO


Ini adalah perjalanan yang sungguh melelahkan menuju Luwu Utara... Perjalanan dari Makassar ke Masamba sangat jauh guys... Belum lagi, ban dalam saya sempat bocor di jalan menuju Kota Palopo, di daerah pegunungan pula... Untung gak sampai jatuh ke jurang guys gara-gara ban bocor, hufffttt
Namun, sekali lagi... Dengan modal nekad, saya harus tetap sampai di Masamba, apapun yang terjadi... Dan, alhamdulillah, saya pun menginjakkan kaki di kota ini... Kalau dipikir-pikir, sepertinya hanya saya seorang saja yang mau melakukan perjalanan sejauh ini, hahahaha...
Tentunya, karena sudah sampai di Masamba, saya pun harus mengunjungi tempat-tempat menarik di sini... Salah satunya adalah makam orang-orang penting Masamba jaman dulu... Siapa saja mereka? Yuk disimak...
Datuk Patimang yang bernama asli Datuk Sulaiman dan bergelar Khatib Sulung adalah seorang ulama dari Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke Kerajaan Luwu, Sulawesi sejak kedatangannya pada tahun 1593 atau penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya. Dia bersama dua orang saudaranya yang juga ulama, yaitu Datuk ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal dan Datuk ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani dengan gelar Khatib Bungsu menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan pada masa itu.
Kalau makam yang satunya lagi, Petta Pao, adalah makam orang penting juga nih guys... Namun, makamnya tidak terlalu diziarahi, yang tersering itu di Kompleks Makam Datok Pattimang... Meskipun begitu, makam Petta Pao masih terawat dengan baik...
Kompleks Makam Datok Pattimang dan Petta Pao ini berada di dua Kecamatan dalam lingkup Kabupaten Luwu Utara yakni makam Datok Pattimang berada di Kecamatan Malangke, tepatnya di Desa Pattimang, yang jaraknya 40 km dari Masamba, Ibukota Kabupaten Luwu Utara dan Makam Petta Pao berada di Kecamatan Malangke Barat di Desa Pao yang jaraknya 47 km dari Masamba Ibukota Kabupaten Luwu Utara (jarak 11 km dari Makam Datok Pattimang.
Satu hal yang baru saya sadari, mengapa Sulawesi Selatan terpengaruh dengan kata "Datuk"... Ternyata istilah ini berasal dari Minangkabau, dibawa oleh para pendakwah ini... hmmmm

Rabu, 20 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - LUWU UTARA

AIR TERJUN SARAMBU ALLA


Melakukan perjalanan yang sungguh jauh, tidak sempat terpikirkan sebelumnya... Luwu Utara sendiri adalah kabupaten yang ingin saya kunjungi... Dengan modal nekad, dan uang 600ribu, saya pun berangkat menuju Luwu Utara, sendiri... Tak tahu kenapa, saya sangat ingin menginjakkan kaki di Bumi Batara Guru ini... Sungguh sesuatu yang sangat menantang untuk saya... hmmmm
Pagi itu saya pun bersiap-siap untuk berangkat ke Masamba tepat pukul 6 tenggg.... Berkendara motor sendiri menjadi pilihan terakhir, saking penasarannya dengan Luwu Utara...
Kembali lagi saya harus mengulang perjalanan yang sama seperti kala pergi ke Palopo... Capek sih, tapi kalau sudah diniatkan, insya Allah akan tercapai kok... Maros, Pangkep, Barru, Pare-pare, Sidrap, Enrekang, Toraja, dan akhirnya Palopo...
Dan alhamdulillah, saya sampai di Kota Masamba pukul 4 sore... Saya pun mencari penginapan, dan syukurnya langsung dapat yang murah, 50ribu per hari @ Penginapan Sarinah... Lebih murah dari Selayar eeuuyyyy...
Dan tibalah waktunya saya berpetualang di kabupaten ini, dengan destinasi pertama, Air Terjun Sarambu Alla di Desa Kalotok, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara...
This is Sarambu Alla waterfall... Amazing guys!!!
Ternyata, air terjun ini terletak jauh dari jalan poros... Sudah sempat tanya sana-sini sama warga, walaupun pertamanya ragu sudah bener gak yah jalannya? hahahaha
Pertama, jalannya mulussss sekali... Pas diujung-ujung, eh berbatu deh... Terus2 lagi, eh malah jadi jalanan tanah dan buntu... Kepaksa deh jalan kaki menuju air terjun... Walaupun saya tidak tahu persis sumber air terjunnya dimana guys, tapi tetep aja jalan terus... hahahaha
Setelah berjalan jauh, akhirnya saya menemukan sumber air terjunnya... Alhamdulillah, ada kepuasan tersendiri ketika bertemu air terjun ini...
Sebenarnya agak horror juga guys, mengingat saya hanya sendiri di tempat ini... Belum ada orang lain lagi nih... huhuhu
Tapi tetap dengan modal nekad yang harus dimiliki, air terjun inipun harus saya datangi walaupun dengan berbagai macam rintangan yang saya hadapi.. So, buat yang suka tantangan, air terjun ini salah satunya yang wajib kamu datangi... ^_~

Senin, 18 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - KEP. SELAYAR

PANTAI BALOIYA


Yah, masih di Kabupaten Kepulauan Selayar... Kali ini saya akan membahas mengenai destinasi wisata yang ketiga, yaitu Pantai Baloiya... Seperti apa keseruannya? Silakan membaca ulasan berikut...
Pantai Baloiya adalah salah satu obyek wisata alam kepulauan selayar yang terletak di Desa Patikarya, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar‎. Lokasi obyek wisata ini berjarak ±10 km dari Kota Benteng.
Jalan-jalan di pantai ini, lumayan membuat kita terasa nyaman guys... Ada pulau-pulau kecil di seberang pantai ini... Lalu, kita juga bisa menikmati keindahan langit di sore hari, saat sunset... Lagipula, tempat ini tidak dipungut biaya loh!!! Kecuali kalau masuk ke resortnya sih... hehehe
Nah, bagi pencinta pantai, ini nih salah satu tempat wisata favorit di Selayar...

SULAWESI SELATAN - KEP. SELAYAR

GONG NEKARA


Nice to meet you again people... Sekarang, saya akan bercerita pengalaman saya mengunjungi tempat kedua, yakni Gong Nekara... Sebelumnya, saya pengen cerita sedikit dulu mengenai Kep. Selayar...
Saya masih terkagum-kagum menginjakkan kaki di Selayar ini... Maklum, baru maen ke sini om... Sudah melakukan perjalanan sendiri, naik fery sendiri, lihat ikan lumba-lumba, apalagi ya? pokoke seru deh... Tapi, ada satu yang sepertinya agak menghambat guys... Yakni, harga barang-barang di Selayar cukup mahal, gileeee...
Harga hotel-hotel di Kep. Selayar itu, katanya di atas harga 100ribu guys... Saya aja pernah ke Palopo dapat 95ribu... Kalau Selayar? ternyata lebih mahal lagi... ckckck
Belum lagi, waktu saya sewa motor di sini, harganya 70ribu per hari... Makanannya, coto Makassar seharga 18ribu... Aduh mamam, pengen pulang aja rasanya... Untung sudah beli tiket pulang...
So, kalau mau ke Selayar, kudu bawa banyak uang... Atau paling tidak, punya uang di rekening kamu deh... hahahaha
Kembali ke laptop!!! Kita bahas gong nekara lagi ya, hehehe... Tapi btw anyway busway, sudah tau belon gong nekara? Ya udah, dijelasin dululah dikit...
Gong nekara adalah gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son, yang terdapat di delta Sungai Merah Vietnam Utara. Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum masehi atau sebelumnya, sampai abad ketiga Masehi. Dengan menggunakan metode pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method)...
Gong Nekara terbesar di Asia Tenggara dan bahkan tertua di dunia adalah gong nekara yang ada di Pulau Selayar. Menurut informasi dari tetua adat dan penduduk Kelurahan Bontobangun (tempat ditemukannya gong nekara), gong tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang penduduk dari Kampung Rea-Rea yang bernama Sabuna pada tahun 1686.
Waaaah, keren ya sejarahnya... Tapi sayang guys, waktu ke sana saya tidak bisa melihat secara langsung... Katanya, kalau mau lihat, harus menghubungi pemegang kuncinya... Soalnya gong ini dijaga ketat guys, jadi harus dikunci donkz... So, menarik kan? Makanya, mumpung gratis euy... ^_~

Kamis, 14 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - KEP. SELAYAR

DESA WISATA JAMMENG


Holla, saya akan menceritakan kembali kisah petualanganku menuju ke kabupaten berikutnya... Well, tempat selanjutnya yang sangat ingin saya kunjungi yakni Kabupaten Kepulauan Selayar... Wah, seperti apa keseruannya? Yuk simak ceritaku berikut ini...
Ketika itu saya bertekad untuk melakukan perjalanan ke Selayar sendiri... Saya telah memberitahu kepada Kak Nova, salah satu pegawai di Bagian Biokimia FK Unhas yang juga berasal dari Selayar... Kak Nova pun segera menghubungi keluarganya di Selayar agar saya tak usah menginap di tempat lain... Alhasil, nantinya saya tetap berpetualang sendiri tanpa ditemani siapapun... Wkwkwkwk
Akhirnya saya pun berangkat menuju Selayar dengan menggunakan bis ber-AC... Wow, nyaman skali bisnya... hahaha Hari itu saya memulai perjalanan tepat pada pukul 09.00 WITA... Lalu, bis segera meluncur dari terminal... Di perjalanan saya pun menyaksikan pemandangan yang sudah sering saya lihat, soalnya saya sudah mengunjungi daera-daerah tersebut sebelumnya, seperti Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, hingga Bulukumba... Daaan, sampailah kami di penyeberangan kapal feri Bulukumba-Selayar... Woowww, this is the first time... hahahaha
Lalu, mulailah perjalananku menggunakan kapal fery selama hampir 2,5 jam... Saya pun tetap berada di dalam bis... Tapi nih guys, sebenarnya dilarang loh berada di bis saat fery berangkat, dan saya baru menyadari itu saat pulang dari Selayar... ahahahahaha
Selama perjalanan, baru pertama kalinya saya melihat ikan lumba-lumba berkejar-kejaran di laut... Ahh, indahnya... Dan tak lama kemudian, kami pun sudah sampai... Lalu, bis kemudian mengantarkan kami ke Kota Benteng, ibukota Kab. Selayar...
Sampailah saya di Selayar, lalu menginap di Selayar Beach Hotel... Soalnya, keluarga kak Nova ternyata lagi sibuk ngurus pilkada... Yahhh, langsung gak enakan deh sudah mengganggu... Dan akhirnya, saya pun memulai perjalanan saya esok harinya ke Desa Wisata Jammeng...
Desa Wisata Jammeng merupakan desa yang terletak di Kecamatan Bontosikuyu, Kab. Selayar... Ternyata nih guys, desa ini letaknya jauuuuuuhhh bangetz... Mungkin sekitar 2 jam barulah saya sampai di tempat ini... Jalanan menuju ke sana pun sangat menantang, soalnya jalannya sempit dan naik turunnya tajam... Hiiiii
Sesampai di sana, ternyata penduduknya ramah-ramah... Dan saya pun mengunjungi air terjun yang katanya bagus... Namun, saya tidak sampai ke sumbernya guys, jauh banget, mau sholat Jumat pula...
Selain itu guys, dalam perjalanan pulang, saya juga sempat melihat pemandangan yang sungguh menakjubkan... Inilah pemandangannya...
Wah, seru ya berpetualang ke Kab. Kep. Selayar, so buat kamu yang merasa tertantang nih, yuk let's go aja guys...

Selasa, 12 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - PALOPO

MUSEUM  BATARA GURU


Tempat kedua sekaligus terakhir yang saya kunjungi di Kota Palopo adalah Museum Batara Guru... Pertama, saya bingung... Sebenarnya museum ini terletak di mana ya? Ternyata, lokasinya tidak jauh dari Mesjid Jami Tua... Hahahaha
Lokasi museum ini berada di Jl. Andi Jemma, No. 1, Kelurahan Batu Pasi, Kecamatan Wara Utara, Kabupaten Luwu, Palopo...
Museum Batara Guru diresmikan pada tanggal 26 Juli 1971 oleh Bupati Luwu saat itu, Andi Achmad. Beliau adalah salah seorang ahli waris dari Raja Luwu. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk melestarikan warisan budaya Kerajaan Luwu agar dapat diwariskan pada generasi berikutnya. Gedung museum Batara Guru yang didirikan pada tahun 1920 ini merupakan bekas Istana Raja Luwu.
Namun sangat disayangkan ketika saya berkunjung ke sana, museumnya lagi tutup... Maklum, saya berkunjung pada sore hari... Mungkin lebih baik berkunjung pada hari-hari biasa, terutama pagi sampai siang... So, pengen nambah ilmu sejarah kamu? Datanglah ke museum ini... ^o^

Senin, 11 Mei 2015

SULAWESI SELATAN - PALOPO

MESJID JAMI TUA


Selamat berjumpa kembali guys... Kali ini nih, saya akan menceritakan pengalaman saya ketika berkunjung ke Kota Palopo...
Sebenarnya saya penasaran ingin melakukan perjalanan yang panjang menuju kota Palopo... Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mengendarai motor dari Makassar menuju ke Palopo... Soalnya, saya penasaran juga sih, Palopo itu seperti itu... Ya sudah, eksekusi!!! hihihi
Hari itu ketika hendak memulai perjalanan, saya bangun sangat pagi.. Agar nantinya saya bisa sampai di sana ketika menjelang sore... Dan, saya pun berangkat pada pukul 07.00 WITA... Bismillah, saya akan memulai perjalanan yang sangat panjang... hmmmm
Selama perjalanan, saya melewati beberapa kabupaten tentunya... Mulai dari Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Pare-pare, Sidrap, Enrekang, Tana Toraja, dan sampai deh di Palopo... Guys, jalan menuju ke Palopo itu sesuatuuuuuu.... hufffttt
Sepanjang perjalanan saya menikmati panorama alam di sekeliling jalan... Ada satu nih yang saya keluhkan selama perjalanan, yakni ketika berada di Kabupaten Barru yang panjangnya ampuuuuunnn banget... hueeee
Tapi, Kabupaten Barru masih mending guys dibandingkan Kabupaten Enrekang... Sudah jalanan ada yang rusak, berkelok-kelok, sempit, dan panjang lagi... huaaaaaa
Tapi Kabupaten Enrekang memiliki keunikan tersendiri, yakni menyuguhkan panorama pegunungan yang menakjubkan... wahhh, indahnya alam!!
Setelah itu, di Kabupaten Toraja, saya harus menghadapi jalan bergelombang dan agak rusak di poros Makale-Rantepao... Huaaaaa, stres banget dapat jalanan kayak gini guys!!! Untungnya, jalan poros Rantepao-Palopo lumayan mulus lah... Dan akhirnya, sampailah saya di gunung Latimojong....
Di jalanan gunung ini, adalah pertama kalinya saya merasakan dingin yang sangat disertai kabut yang menghalangi pandangan mata... Belum lagi nih, tantangan yang harus saya hadapi, yakni harus berhati-hati jikalau terjadi longsor... Wah, semoga Allah melindungi setiap langkahku, amin...
Daaaaannn, alhamdulillah setelah melalui jalan yang panjang ini, saya pun tiba di Palopo pada pukul 15.30 WITA... ckckckck, nekad ya... hahaha
Akhirnyaaaaaa, saya pertama kali menginjakkan kaki di Kota Palopo ini....
Dan, tentunya, ada tempat wisata yang wajib saya kunjungi di sini... Yakni, Mesjid Jami Tua yang dibangun pada tahun 1600-an, mesjid yang terkenal di Palopo... Simak yuk perjalanan religi di Mesjid Jami Kota Palopo....
Masjid Tua Palopo merupakan masjid peninggalan Kerajaan Luwu yang berlokasi di kota Palopo, Sulawesi Selatan. Masjid ini didirikan oleh Raja Luwu yang bernama Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe pada tahun 1604 M. Masjid yang memiliki luas 15 m² ini diberi nama Tua, karena usianya yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo diambil dari kata dalam bahasa Bugis dan Luwu yang memiliki dua arti, yaitu: pertama, penganan yang terbuat dari campuran nasi ketan dan air gula; kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan. Kedua makna ini memiliki relasi dengan proses pembangunan Masjid Tua Palopo ini...
Mesjid Tua Palopo berukuran 15 m x 15 m. Bahannya terbuat dari kayu. Bangunan ini memiliki pintu mesjid, tiang tumpang dua sebanyak 4 buah, tiang soko guru 1 buah, mihrab, dan mimbar. Pintu mesjid mempunyai tonjolan seperti sayap pada kedua sisinya. Atapnya berbentuk tumpang terdiri atas 3 susun yang terbuat dari sirap. Tiang utamanya terbuat dari kayu lokal.
Sebagian masyarakat percaya bahwa bagi orang yang datang ke Kota Palopo, belum dikatakan resmi menginjakkan kaki di kota ini apabila belum menyentuh tiang utama Masjid Tua Palopo yang terbuat dari pohon Cinaduri, serta dinding tembok yang menggunakan bahan campuran dari putih telur. Oleh karena itu, masjid ini tidak pernah sepi dari jemaah, khususnya pada bulan Ramadhan, setiap selesai shalat dhuhur hingga menjelang berbuka puasa, biasanya para jamaah tetap tinggal di masjid untuk mengaji, tadarrus Alquran, dan berzikir. Jamaah yang datang bukan hanya warga Kota Palopo, tetapi banyak juga yang datang dari kabupaten tetangga, seperti Luwu, Luwu Utara, Sidrap, dan Wajo.
Masjid Jami Tua Palopo terletak di kota Palopo, salah satu kota yang terdapat di Sulawesi Selatan, Indonesia. Nah, kalau kamu tertarik, kunjungilah salah satu mesjid tertua di Sulawesi Selatan ini!!!