LONDA
Wah, seru juga menjelajah di Tana Toraja... Hal-hal yang belum pernah saya lihat, semuanya ada di Toraja... Hal-hal yang unik seperti makam maupun pesta kematian adalah sesuatu yang baru saya dapatkan di sini... Hmmm... Ternyata ada begitu banyak pemakaman unik di daerah ini guys... Setelah Lemo, ternyata ada pula yang dinamakan Londa, yang akan menarik ketertarikan kamu untuk berpetualang di sini... Kalau bisa dibilang, sepertinya saya menghabiskan waktu di Tana Toraja untuk berziarah makam... hihihihi
Pasti kalian belum tahu persis kan Londa itu seperti apa? Berikut ini adalah penjelasan mengenai Londa, akan diuraikan dengan jelas...
Londa adalah salah satu gua makam paling popular sebagai tujuan
wisata di Tana Toraja. Objek wisata Londa berada di Desa Sandan Uai,
Kecamatan Sanggalangi. Lokasinya kurang lebih 7 kilometer dari selatan
Kota Rantepao, pusat pariwisata dan akomodasi bagi
wisatawan. Oleh karena itu, Londa mudah dicapai dengan kendaraan umum
seperti bemo, ojek, atau pun mobil atau motor sewaan. Dari kejauhan, tampak tebing curam yang dirimbuni hijau pepohonan. Jika
mata kamu jeli, mungkin kamu melihat peti jenazah berwarna cerah
diselipkan di celah-celah dinding tebing. Di kaki tebing tinggi nan
rimbun inilah, tersembunyi sebuah gua alam yang dijadikan makam.
Untuk mencapai lokasi gua makam Londa, kamu harus menuruni sejumlah anak
tangga. Pastikan sebelumnya kamu menyewa lentera petromak dari
masyarakat lokal seharga Rp30.000,-. Untuk memasuki kawasan gua makam
Londa, kamu memang memerlukan lentera sebagai penerang. Kamu dapat
membawa sendiri lentera ini atau meminta seseorang (yang juga berperan
sebagai guide) untuk membawanya.
Dan, wah!!! Ternyata hal pertama yang saya temui ketika menghampiri gua adalah peti mati dan tongkonan... Wihhh, serrremmmnyaaa... hehehehe
Ketika tiba di dekat gua, kamu mungkin dengan segera menangkap nuansa
mistis. Alam yang masih hijau dan liar serta cuaca pegunungan yang
dingin akan juga menyambut setibanya di lokasi. Di dinding tebing
sekitar gua, kamu akan melihat deretan patung kayu (tau-tau) di tebing batu yang dipahat serupa etalase tanpa kaca bagi patung-patung tersebut. Tau-tau
adalah kayu yang dipahat semirip mungkin dengan jenazah yang dikubur di
sana. Biasanya kayu yang dipilih adalah kayu nangka yang cenderung
berwarna kuning, warna yang paling dekat dengan warna kulit manusia.
Beberapa tau-tau dibuat dengan memerhatikan detailnya, garis kerut wajah atau kulit leher yang kendur sebab sudah tua dipahat dengan teliti. Banyak ucapan duka berjejeran di depan gua yang berasal dari orang-orang terdekat si mayit...
Sebelum memasuki gua, tampak tulang-tulang berserakan. Tulang-tulang
tersebut berasal dari peti mati yang jatuh dari tebing tempatnya semula
digantung atau karena peti mati sudah hancur dimakan usia. Tengkorak dan
tulang-tulang ini dapat saja ditempatkan di peti yang baru, hanya saja
untuk melakukan hal tersebut harus pula dilaksanakan upacara adat yang
sangat mahal, upacara yang mungkin sama saat peti tersebut pertama kali
dikuburkan.
Saat kamu menelusuri gua, terdapat lebih banyak lagi tengkorak dan tulang yang
berserakan. Di beberapa tempat, tampak pula peti-peti mati yang ditumpuk
atau diatur sedemikian rupa. Pengaturan itu disesuaikan dengan garis
keturunan atau keluarga. Selain peti mati, terlihat pula pakaian atau
rokok yang sengaja ditaruh di sana oleh sanak kerabat jenazah. Kabarnya,
kumpulan tengkorak dan tulang belulang yang ada di gua ini sudah
berumur puluhan bahkan ratusan tahun.
Kondisi gua yang gelap kemungkinan besar menambah aura mistis gua makam
ini. Namun begitu, perjalanan menelusuri gua makam Londa tentulah
merupakan sebuah pengalaman yang tak akan kamu dapatkan di tempat lain.
Pastikan kamu tidak memindahkan apalagi berniat untuk mengambil tulang,
tengkorak, atau benda lain di area makam, sebab inilah salah satu etika
yang hendaknya dituruti saat memasuki lokasi makam leluhur masyarakat
Toraja.
Nah, mungkin itu adalah uraian mengenai gua alam yang dijadikan pemakaman yang disebut Londa... Kamu merasa tertantang untuk menyelami aroma mistisnya? Yuk ke Toraja, kapan lagi kalau bukan sekarang??? ^_^
0 komentar:
Posting Komentar