HUTAN KOTA JOMPIE
Guys, akhirnya pada kesempatan kali ini bisa menulis lagi... Alhamdulillah... Dan sekarang, saya sudah hampir menapakkan kaki di 13 kabupaten/kotamadya yang tersebar di Sulawesi Selatan, meliputi Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Gowa, Sinjai, Makassar, Maros, Bone, Soppeng, Wajo, Pangkep, dan Barru... Nah, sekarang saya akan mengunjungi salah satu kotamadya yang juga merupakan tempat kelahiran Presiden ketiga Indonesia, yaitu Prof. Ing. B.J. Habibie.... Wah, bangganya jadi warga kota Pare-pare...
Selain merupakan tempat kelahiran presiden, ternyata juga terdapat 3 destinasi wisata yang ada di kotamadya ini yang wajib dikunjungi buat para travellers nih... 3 lokasi yang dimaksud adalah Hutan Kota Jompie, Pantai Cempae, dan Pantai Lumpue... Wah wah wah, seperti apa keseruannya? Yuk disimak saja perjalananku berikut ini di tempat pertama, Hutan Kota Jompie...
Salah Satu potensi pariwisata Kota Pare-pare yang belum terkelola dengan baik
adalah hutan kota Jompie. Kelestarian hutan kota yang tahun 2010 lalu mendapat
penghargaan sebagai hutan kota terbaik keenam di Indonesia ini, tetap terjaga
dan menjadi paru-paru kota. Hutan kota Jompie yang dibangun sejak tahun 1920
menyimpan keanekaragaman hayati serta menjadi obyek wisata dan pusat penelitian
tumbuhan tropis, terutama tanaman endemik Sulawesi.
Kawasan yang dulunya bernama Celebes Tour ini memiliki luas 13,5 hektar dan
bagian dari kompleks Hutan Alitta. Lokasinya terletak di Kelurahan Bumi Harapan,
Kecamatan Soreang dengan jarak dari pusat Kota Pare-pare sekitar 3,5 kilometer.
Letak hutan kota Jompie sangat strategis karena muda dijangkau, baik dengan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Menariknya lagi, kawasan hutan kota
Jompie sangat dekat dengan akses jalan menuju Kabupaten Pinrang dan Sidrap.
Dalam kawasan ini terdapat beberapa fasilitas fisik, antara lain kolam renang,
14 unit shelter (tempat istirahat), arena perkemahan (camping ground), gedung
pertemuan, saluran drainase, dan jalan setapak yang menjangkau setiap sudut
kawasan.
Keanekaragaman tumbuhan di kawasan ini menurut analisis dari Tim Analisis Vegetasi
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor serta Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), terdiri dari 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan.
Sebanyak 7 jenis diantaranya telah teridentifikasi secara lengkap. Sepuluh jenis
baru diketahui marganya, dan tiga jenis baru teridentifikasi sampai pada tingkat
suku. Beberapa diantaranya diketahui sebagai tumbuhan langka.
Kendati status sebagai "hutan kota" baru disandang tahun ini, namun hutan kota
Jompie sudah dinobatkan sebagai pusat koleksi dan konservasi kawasan Wallacea
dengan menonjolkan keanekaragaman tumbuhan obat, adat dan ethnobotani. Tak hanya
itu, kebun raya ini juga diproyeksikan sebagai tempat pendidikan, penelitian dan
wisata.
Saat memasuki kawasan ini, saya menemukan beberapa titik di hutan kota ini yang sudah tidak terawat... Jalan setapak ataupun shelter yang ada di dalam, tidak terurus dengan baik... Sayang yah, soalnya wisatawan akan merasa terganggu dengan hal-hal yang seperti itu... Bagusnya sih, semua fasilitas yang tersedia betul-betul dapat digunakan... Selain itu, kolam renang yang terdapat di dekat pintu utama hutan kota memiliki air yang keruh, namun walau begitu, ada beberapa orang yang tetap berenang di kolam tersebut...
Tapi, dibalik kekurangan yang ada, tempat ini tetap menarik bagi saya untuk mengunjunginya... Jarang ada hutan di tengah kota seperti ini di Sulawesi Selatan... Untuk pemerintah Pare-pare, saya tetap memberikan jempol karena melestarikan hutan kota ini... ^_~
0 komentar:
Posting Komentar